Geser, Man 1 SBT memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke 91 dengan melaksanakan Upacara Bendera (28/10). Upacara Ini diikuti oleh seluruh citivitas akademik, baik itu bapak ibu guru, staf/pegawai dan seluruh siswa siswi MAN I SBT Upacara Ini mengusung tema "Bersatu Kita Maju". Tema Ini Pun Diambil Untuk Menegaskan Kembali Komitmen Yang Telah Dibangun Oleh Para pemuda Yang Diikrarkan Pada tahun 1928 Dalam Sumpah Pemuda, Bahwa Hanya dalam persatuan Kita Dapat Mewujudkan Cita Cita Bangsa. Kepala Madrasah Ibrahim hataul, S.Pd mengatakan "bahwasanya Pemuda yang Memiliki karakter yang tangguh adalah pemuda yang memiliki Karakter Moral dan karakter Kinerja, Pemuda yang Beriman Dan Bertakwa, Berintegritas Tinggi, Jujur, Santun Bertanggung Jawab, Disiplin, Kerja Keras, Kerja Cerdas Kerja Ikhlas Dan Tuntas", ungkap kepala madrasah. Kepala Madrasah berharap Semoga Melalui Peringatan Ini Kita selalu menghormati Jasa para Pemuda, Jasa para pendiri bangsa Dan jasa para pahlawan Kita. Dan Semoga Allah SWT Senantiasa Melimpahkan Rahmat Dan ridha nya kepada kita semua, harap Ibrahim hataul saat mengakhiri sambutannya.
Selasa, 29 Oktober 2019
Senin, 28 Oktober 2019
PERINGATAN SUMPAH PEMUDA 28 Oktober 2019
Geser, Dalam rangka memperingati Hari Sumpah pemuda yang ke -91 tahun di mana bertepatan hari senin, 28 Oktober 2019, MAN I SBT yang berlokasi di kecematan seram timur turut ambil bagian dengan memperingatinya diawali dengan upacara bendera diikuti selanjutnya dengan berbagai kegiatan lomba yang telah diprogramkan oleh pengurus OSIS MAN 1 SBT. Pada kegiatan ini seluruh siswa dilibatkan yang di kelompokan 6 kelas , dimana dari kelas X-XII. Adapun kegiatan yang dilombakan antar kelas adalah, pidato 3 bahasa, yakni arab, inggris dan indonesia, teater, puisi dan cerita daerah. Jenis perlombaan ini di kemas oleh OSIS dengan tujuan agar tetap dalam nuansa para pemuda/i yang ada dilingkungan sekolah. Meski cuaca panas, namun tidak memudarkan semangat para peserta lomba. Hal ini semakin terlihat semangat para peserta dari seragam yang digunakan dan variasi saat mengikuti lomba. Dalam sambutannya, Kepala Madrasah Aliyah Negeri I Seram Bagian Timur Ibrahim Hataul, S.Pd berpesan agar semangat para Pemuda Indonesia tahun 1928 tetap mengalir di kehidupan para siswa/i melalui antusias dalam menuntut ilmu. Dan dengan semangat itu pula mari berpegangan tangan mengguncang dunia dengan kreativitas, dan kemauan dalam nilai akademik yang dimiliki. Tandas beliau ....
Sabtu, 26 Oktober 2019
Memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa MAN 1 SBT
Sebagai salah satu upaya untuk mengasah kreativitas dan menyalurkan bakat siswa, MAN 1 SBT kembali menggelar kegiatan EKSPRESI (Ekspose Kreativitas dan Prestasi Siswa).
Pihak madrasah sengaja melaksanakan kegiatan tersebut bertepatan pada Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2019 agar para siswa dapat mengisi dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat dan memaknai hari yang penuh dengan sejarah
Adapun tema yang diusung kali ini yaitu Membangun Karakter Siswa yang Terampil, Kreatif dan Sportif. Kegiatan yang diikuti oleh siswa dari 6 kelas itu diisi dengan berbagai macam perlombaan baik di bidang akademik maupun non akademik di antaranya, Puisi 3 Bahasa Pidato 3 Bahasa , Pentas drama Komedi dan Krosal, lomba Cerita Rakyat
Jumat, 25 Oktober 2019
Pendekatan Aspek Spritual dalam menyiapkan moraitas siswa di era IPTEK
Sejak awal penciptaannya, manusia sering mencari jawaban dari tiga
pertanyaan fundamental, siapa Tuhan, siapa saya dan mengapa saya lahir. Asal,
tujuan dan identitas manusia merupakan pertanyaan yang penting bagi kemanusiaan.
Perkembangan spiritual merupakan proses individu untuk menjawab pertanyaan
tentang identitas, tujuan dan makna kehidupan. Walaupun sejarah banyak yang
mencatat berbagai kelompok fanatik memaksakan kepercayaan mereka kepada orang
lain, dengan kekerasan, penyiksaan dan kematian, namun proses perkembangan
spiritualitas merupakan hal yang bersifat intrinsik dari pengalaman manusia.
Ilmu pengetahuan sekarang mulai menyelidiki gejala alamiah perkembangan
spiritual manusia sebagai aspek esensial dari kehidupan manusia.
Spiritual
berasal dari bahasa Latin spiritus yang berarti prinsip yang
memfasilitasi suatu organisme, bisa juga dalam bahasa Latin sapientia (Sophia
dalam bahasa Yunani) yang berarti kearifan-kecerdasan (wisdom intelligence).
Sedangkan, spiritual berasal dari kata spirit yang berasal dari bahasa
Latin, yaitu spritus yang berarti napas. Dalam istilah modern mengacu
kepada energi batin yang non-jasmani meliputi emosi dan karakter.
Pengertian
kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal sebagai SQ (spiritual quotient),
adalah kecerdasan nurani yang membimbing manusia untuk berbuat kebaikan dan
mengembangkan dirinya secara utuh untuk menerapkan nilai-nilai positif.
Potensi
besar yang dimiliki manusia, selain kecerdasan phisikal, kecerdasan intelektual,
dan kecerdasan emosional, adalah kecerdasan spiritual. Danah Zohar dan Ian
Marshall yang dikutip R. Bambang Sutikno mendefinisikan spiritual quotient
sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna. Kecerdasan ini bertujuan
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas, kaya,
dan mendalam. Kecerdasan ini berguna untuk menilai bahwa tindakan atau jalan
hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Kecerdasan spiritual disebut juga
kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhkan dan
membangun diri kita secara utuh. Kecerdasan spiritual adalah kesadaran yang
dengannya kita tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi secara kreatif
menemukan nilai-nilai baru. Kecerdasan spiritual bukan doktrin agama yang
mengajak umat manusia untuk cerdas dalam memilih atau memeluk salah satu agama
yang dianggap benar. Kecerdasan spiritual lebih merupakan konsep yang
berhubungan dengan bagaimana seseorang cerdas dalam mengelola dan mendayagunakan
makna-makna,nilai-nila, dan kualitas-kualitas kehidupan spiritualnya.
Kehidupan-kehidupan spiritual ini meliputi hasrat untuk hidup bermakna (The
Will To Meaning), yang memotivasi kehidupan manusia untuk senantiasa
mencari makna hidup (The Meaning Of Life), dan mendambakan hidup
bermakna (The Meaningfull Life).
Spiritual
quotient atau kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sudah ada dalam
setiap manusia sejak lahir yang membuat manusia menjalani hidup ini dengan
penuh makna, selalu mendengarkan suara hati nuraninya, tak pernah merasa
sia-sia, semua yang dijalaninya selalu bernilai. Jadi, SQ dapat membantu
seseorang untuk membangun dirinya secara utuh. Semua yang dijalaninya tidak
hanya berdasarkan proses berpikir rasio saja, tetapi juga menggunakan hati
nurani karena hati nurani adalah pusat kecersadan spiritual. Dalam konteks
itulah hati menjadi elemen penting dalam kecerdasan spiritual. Inilah suara
yang relatif jernih dari hiruk-pikuk kehidupan kita, yang tidak bisa ditipu
oleh siapa pun, termasuk diri kita sendiri. Kebenaran sejati sebenarnya lebih
terletak pada suara hati nurani yang menjadi pekik sejati kecerdasan spiritual
(SQ). Oleh karena itu, kecerdasan spiritual (SQ) menyingkap kebenaran sejati
yang lebih sering tersembunyi di tengah adegan-adegan hidup yang serba palsu
dan menipu.
1.
Tujuan Kecerdasan Spiritual
Krisis penyakit spiritual pada masyarakat
modern sekarang ini, tidak dapat diobati oleh kemampuan manusia dalam
mengekspresikan kecerdasan intelektual yang melahirkan teknologi dan ilmu
pengetahuan, dan tidak bisa hanya diobati oleh kemampuan manusia dalam
lingkungan kecerdasan emosional saja. Kecerdasan spiritual yang dapat
mengintegrasikan keduanya yang dapat mengobati keadaan masyarakat tersebut,
karena hanya kecerdasan spiritual yang tidak bisa dimiliki oleh makhluk yang
selain manusia. Dengan menggunakan kecerdasan spiritual bisa menyeimbangkan
antara nilai dan makna, dan menempatkan kehidupan manusia dalam konteks yang
lebih luas.
Para tokoh Kecerdasan Spiritual (SQ)
ini termasuk Danah Zohar dan Ian Marshall mempunyai tujuan yang sama dalam
dataran teori, yaitu;
a.
Supaya
kehidupan manusia modern lebih arif dan bijaksana
b.
Supaya
manusia modern lebih mengerti makna dan tujuan hidup yang sebenamya
c.
Supaya
manusia bisa mencapai kebahagiaan personal atau kebahagiaan spiritual
d.
Menghidupkan
potensi pembawaan spiritual pada remaja, dewasa, dan orang tua
e.
Manusia
bisa mengembangkan potensi pembawaan spiritual (Spiritual Traits) pada
anak-anak seperti keberanian, optimisme, keimanan, perilaku konstruktif,
empati, sikap mudah memaafkan, dan bijaksana dalam menanggapi marah dan
bahaya
f.
Menjadikan manusia bisa kembali pada fitrahnya
yang baik dan mendapatkan kedamaian dalam diri dan kebahagiaan.
1.
Manfaat Kecerdasan Spiritual
Dukungan
ilmu pengetahuan pada eksistensi Spiritual Quotient (SQ) semakin hari semakin
kuat dengan justifikasinya. Hal ini dibuktikan dengan ilmu
psikologi,sains,teknologi,seni, manajemen, dan kedokteran yang kini tampaknya
mengubah kepada fenomena spiritual atau SQ.
Menurut
Abd. Wahab dan Umiarso ada beberapa manfaat yang didapatkan dengan menerapkan
SQ sebagimana berikut :
a.
SQ telah “menyalakan” manusia untuk menjadi manusia
seperti adanya sekarang dan memberi potensi untuk “menyala lagi” untuk tumbuh
dan berubah, serta menjalani lebih lanjut evolusi potensi manusiawi.
b.
Untuk menjadi kreatif, luwes, berwawasan luas, atau
spontan secara kratif.
c.
Untuk berhadapan dengan masalah eksistensial, yaitu
saat merasa terpuruk,terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran, dan masalah masa
lalu akibat penyakit dan kesedihan. SQ menjadikan sadar bahwa memiliki masalah
setidak-tidaknya bisa berdamai dengan masalah tersebut. SQ memberi semua rasa
yang “dalam” menyangkut perjuangan hidup.
d.
Pedoman saat berada pada masalah yang paling menantang.
SQ adalah hati nurani kita.
e.
Untuk menjadi cerdas secara spiritual dalam beragama.
f.
Untuk
menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta
menjembatani kesenjangan antara diri sendiri dan orang lain. SQ membuat
seseorang mempunyai pemahaman tentang siapa dirinya,apa makna segala sesuatu
baginya, dan bagaimana semua itu memberikan suatu tempat di dalam dirinya
kepada orang lain dan makna-makna mereka.
g.
Untuk mencapai perkembangan diri yang lebih utuh
karena setiap orang memiliki potensi untuk itu. SQ membantu tumbuh melebihi ego
terdekat diri dan mencapai lapisan yang lebih dalam yang tersembunyi di dalam
diri. Ia membantu seseorang menjalani hidup pada tingkatan makna yang lebih
dalam.
h.
Untuk berhadapan dengan masalah baik dan jahat, hidup
dan mati, dan asal-usul sejati dari penderitaan dan keputus asaan manusia.
i.
M. Quraisy Shihab dalam bukunya Dia Ada di
Mana-mana mengatakan bahwa kecerdasan spiritual melahirkan iman yang kukuh
dan rasa kepekaan yang mendalam. Kecerdasan semacam inilah yang menegaskan
wujud Allah yang dapat ditemukan di mana-mana. Kecerdasan yang melahirkan
kemampuan untuk menemukan makna hidup, memperluas budi pekerti, dan dia juga
yang melahirkan indra keenam bagi manusia.
Sementara itu, manfaat SQ yang
terpenting adalah untuk dapat memahami bahwa setiap saat, detik, dan desah
napas selalu diperhatikan Allah dan tidak pernah luput dari pengawasan Allah.
Pada saat inilah timbuh fenomena ihsan, yaitu ketika manusia bekerja merasa
melihat Allah atau merasa dilihat Allah. Ketika merasa dilihat Allah, seseorang
akan melihat Allah Yang Maha Paripurna tanpa sedikitpun kealpaan mengawasi
setiap jenis ciptaany-Nya. Ketika seseorang merasa dilihat Allah Yang Maha
Besar, dia akan merasa kecil sehingga kekuatan emosi dan intelektualnya akan
saling mengisi dan ini kemudian diwujudkan dengan munculnya kekuatan dahsyat
berupa tindakan yang positif dengan seketika. Pada puncaknya, dengan kecerdasan
spiritual seseorang akan mengenal dirinya, mengenal Allah, dan selalu mendapatkan
ridha-Nya. Tidak ada yang melebihi keridhaan Allah.
2.
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Orang
mempunyai kecerdasan spiritual, ketika menghadapi persoalan dalam hidupnya,
tidak hanya dihadapi dan dipecahkan dengan rasional dan emosional saja, tetapi
ia menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual. Dengan demikian,
cara meningkatkan kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marhall yang
dikutip Abd. Wahab dan Umiarso adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Seseorang harus
menyadari dimana dirinya sekarang
Langkah 2 : Merasakan dengan kuat
bahwa dia ingin berubah
Langkah 3 : Merenungkan apakah pusatnya sendiri dan apakah motivasinya yang
paling dalam
Langkag 4 : Menemukan dan
mengatasi rintangan
Langkah 5 : Menggali banyak
kemungkinan untuk melangkah maju
Langkah 6 : Menetapkan hati pada
sebuah jalan
Langkah 7 : Dan akhirnya,
sementara melangkah di jalan yang dipilih sendiri, harus tetap sadar bahwa
masih ada jalan-jalan yang lain.
Sementara itu, Sukidi memberikan
langkah-langkah untuk mengasah SQ menjadi lebih cerdas sebagai berikut :
a.
Kenalilah diri anda, karena orang yang tidak bisa
mengenal dirinya sendiri akan lebih mengalami krisis makna hidup maupun krisis
spiritual.
b.
Lakukan introspeksi diri, atau yang dalam istilah
keagamaan dikenal sebagai upaya pertobatan.
c.
Aktifkan hati secara rutin, yang dalam konteks orang
beragama adalah mengingat Tuhan karena Dia adalah sumber kebenaran tertinggi
dan kepada Dia-lah kita kembali. Cara yang gunakan adalah dengan berdzikir,
bertafakur, sholat malam, mengikuti tasawuf, dan lain sebagainya.
d.
Setelah mengingat sang Khalik, kita akan menemukan
keharmonisan dan ketenangan hidup. Kita tidak lagi menjadi manusia yang rakus
akan materi, tetapi dapat merasakan kepuasan tertinggi berupa kedamaian dalam
hati dan jiwa, hingga kita mencapai keseimbangan dalam hidup dan merasakan
kebahagiaan spiritual
Langganan:
Komentar (Atom)






